Jakarta, Migran atau sakit kepala sebelah yang bersifat
melemahkan dan menyakitkan hingga membuat penderitanya sangat sensitif
bahkan terganggu dengan cahaya, suara dan sentuhan hingga berjam-jam
atau berhari-hari. Solusinya bisa saja diperoleh dari perubahan gaya
hidup, memperbanyak olahraga serta mengonsumsi suplemen nutrisi.
Namun
dalam beberapa kasus, pereda alami sendiri dapat melengkapi konsumsi
obat-obatan konvensional, membantu mengurangi ketergantungan pada
obat-obatan tertentu atau bahkan menggantikan fungsi dan peranan
obat-obatan tersebut.
Penasaran? Simak 13 pereda nyeri migrain alami yang bisa Anda dapatkan dengan mudah di sekitar Anda seperti dilansir dari iVillage, Senin (28/5/2012) di bawah ini.
1. Akupuntur
Akupuntur
merupakan pengobatan tradisional dari Cina yang menggunakan jarum kecil
dan tipis untuk mengembalikan aliran energi dalam tubuh. Sebuah
tinjauan pada 2009 terhadap 22 studi mengemukakan bahwa akupunktur
setidaknya sama efektif dan mungkin lebih efektif daripada obat-obatan
konvensional untuk pencegahan migrain.
Namun frekuensi pengobatan
yang dibutuhkan bervariasi untuk setiap pasien wanita. James Rohr,
seorang dokter pengobatan oriental dan ahli akupunktur berlisensi di
Miami mengatakan bahwa pasien yang berkomitmen dan serius melakukan
serangkaian pengobatan akan mendapatkan hasil terbaik.
2. Yoga
Postur
tubuh yang buruk dapat memicu migrain sehingga berlatih yoga dapat
membantu penderita migrain. Menurut sebuah penelitian kecil di jurnal
Headache, penderita migrain yang berlatih yoga intensitas sakit
kepalanya lebih kecil dan penggunaan obatnya lebih sedikit daripada
penderita yang tidak berlatih yoga.
"Beberapa postur yoga dapat
membantu mencegah migrain dan membuat Anda merasa baik-baik saja meski
terserang migrain," kata ahli saraf Carolyn Bernstein, MD, penulis The
Migraine Brain dan pendiri Women's Headache Center di Cambridge Health
Alliance, Cambridge, Mass.
3. Chiropractic
Chiropractic
merupakan terapi pijat alternatif dari AS dan sudah masuk ke Indonesia
sejak tahun 1999. Jika pijat refleksi menyasar pada wilayah telapak
tangan dan kaki maka chiropractic terfokus untuk memperbaiki posisi
tulang belakang yang disinyalir menyebabkan pelbagai penyakit seperti
nyeri punggung dan nyeri leher hingga migrain, gangguan penglihatan dan
pendengaran, paru-paru, dan lambung.
Tulang belakang penderita
migrain yang 'dimanipulasi' itu akan memulihkan aliran energi ke seluruh
tubuh. National Center for Complementary and Alternative Medicine
sendiri telah melaporkan bahwa chiropractic bisa sama efektifnya dengan
beberapa jenis obat untuk mengatasi nyeri migrain.
4. Biofeedback
Biofeedback
merupakan terapi alternatif migrain dengan menggunakan sensor
elektronik untuk memonitor fungsi tubuh seperti masalah ketegangan otot,
suhu kulit, detak jantung, dan tekanan darah.
Dengan sensor
tersebut, penderita bisa menyadari dan belajar untuk mengontrol cara
tubuhnya dalam menanggapi rasa sakit. Setelah sadar, penderita pun dapat
menghentikan serangan atau mengurangi keparahan migrain.
"Saya
sangat menyukai biofeedback dan saya pikir itu pilihan terbaik jika Anda
ingin hamil dan memiliki migrain parah," kata Dr. Bernstein yang
mencatat bahwa banyak obat migrain yang tidak bisa dikonsumsi selama
kehamilan.
"Biofeedback juga mengajarkan beberapa teknik untuk
menghilangkan, menggugurkan rasa sakit dan menghentikan berbagai proses
yang mengarah ke migrain. Jadi biofeedback merupakan teknik yang luar
biasa," tandasnya.
5. Magnesium
Mineral ini
merupakan suplemen alami yang efektif untuk membantu mengurangi
frekuensi migrain. Secara khusus, mineral ini membantu menstabilkan
membran sel dan jalur saraf sehingga saraf menjadi tenang. Bahkan
faktanya, orang yang menderita migrain lebih sering kekurangan magnesium
daripada orang yang tidak mengalami migrain.
Anda bisa
mengonsumsi suplemen magnesium setiap hari untuk mencegah migrain,
tetapi Anda juga bisa meminta suntikan dari dokter untuk meringankan
gejala-gejalanya.
Untuk meningkatkan asupan magnesium Anda,
makanlah sayuran berwarna hijau tua, kacang-kacangan dan biji-bijian
serta mengonsumsi suplemen magnesium-asam amino berkualitas tinggi
400-600 miligram sehari (banyak merk suplemen yang mengandung magnesium
oksida namun tidak dapat diserap tubuh dengan baik).
6. Butterbur
Butterbur
atau petasites merupakan herbal asli Eropa, Asia Barat dan Afrika
Utara. Butterbur efektif mengurangi frekuensi migrain, meski belum
terbukti membantu mengatasi serangan migrain akut.
Butterbur juga
dianggap bersifat antiperadangan karena dapat mengatasi peradangan yang
memperparah migrain. Caranya, Anda harus mengonsumsi butterbur dua kali
sehari selama setidaknya satu tahun, papar Frederick Taylor, MD,
profesor neurologi di University of Minnesota.
Carilah butterbur
yang berlabel "bebas PA (pyrrolizidine alkaloid)" karena kandungan itu
terjadi secara alami di dalam butterbur serta bersifat karsinogenik dan
hepatotoksik sehingga harus dihilangkan agar aman dikonsumsi," ungkap
Jeremy Mikolai, ND, seorang dokter naturopati di National College of
Natural Medicine di Portland, Ore.
Dosisnya 75 miligram dua kali sehari. Namun jangan mengonsumsi butterbur bila sedang hamil atau menyusui.
7. Feverfew
Feverfew
merupakan obat herbal yang telah dikenal selama berabad-abad sebagai
pereda nyeri yang berkualitas, tetapi studi tentang khasiatnya terhadap
migrain belum konsisten.
Feverfew mengandung sebuah senyawa
antiperadangan bernama parthenolide, namun senyawa ini dapat
terdegradasi dengan mudah dan banyak produk feverfew yang mengandung
sedikit atau bahkan tidak mengandung bahan aktif apapun.
Pastikan
label produknya mengklaim berisi parthenolide dengan jumlah standar
(0,2 persen atau lebih per 50 miligram ekstrak feverfew). Efek
sampingnya, obat herbal ini juga dapat meningkatkan risiko perdarahan
dan tidak boleh dikonsumsi jika darah Anda sedang encer, hamil atau
menyusui.
8. Jahe
Jahe terkenal mampu
mengobati mual yang seringkali menyertai migrain, tetapi penelitian pada
apakah jahe mencegah migrain masih tak tentu. Bisa jadi jahe memiliki
efek menenangkan pada pembuluh darah yang melebar selama terjadinya
migrain.
Sebuah studi terhadap preparat yang mengandung jahe dan
feverfew (LipiGesic) menemukan bahwa keduanya benar-benar mampu
meredakan migrain atau mengurangi intensitasnya menjadi sakit kepala
ringan pada 63 persen partisipan dibandingkan dengan 39 persen
partisipan yang merasa lega setelah mengonsumsi plasebo.
9. 5-Hydroxytryptophan
Asam
amino ini bisa diubah menjadi serotonin yaitu neurotransmitter yang
berperan dalam migrain. Dengan meningkatkan kadar serotonin,
5-hydroxytryptophan telah terbukti mengurangi frekuensi dan intensitas
serangan migrain dalam beberapa studi.
Namun hati-hati jika Anda
mengkombinasikannya dengan obat lain atau suplemen yang mempengaruhi
tingkat serotonin seperti antidepresan. Terlalu banyak serotonin dalam
tubuh anda justru dapat menyebabkan efek samping yang serius misalnya
kebingungan, tremor, kram dan kejang. Konsumsi 400-600 miligram per hari
untuk mencegah migrain.
10. Vitamin B2 (Riboflavin)
Menurut
sebuah penelitian, vitamin B2 cukup bisa mengurangi nyeri akibat
serangan migrain. Selama migrain, di bagian belakang otak terjadi
penurunan output energi yang berkaitan dengan pemicu migrain dan vitamin
B2 membantu sel mempertahankan output energinya, ujar Dr Mikolai. Untuk
mencegah migrain, Anda membutuhkan sekitar 400 miligram riboflavin
sehari.
11. Vitamin D
Vitamin D dapat
membantu memodulasi respon kekebalan tubuh yang mempengaruhi cara Anda
memahami rasa nyeri, termasuk nyeri akibat migrain. Sebuah studi
terhadap pasien nyeri kronis menemukan bahwa pasien yang kurang
mengonsumsi vitamin D dilaporkan mengalami nyeri lebih besar dan
mengonsumsi lebih banyak morfin daripada pasien yang mengonsumsi cukup
vitamin D.
"Saya sendiri mencoba untuk mendorong semua orang
untuk meningkatkan asupan vitamin D-nya," kata Dr Taylor. Kebanyakan
orang dapat mengonsumsi sekitar 2.000 miligram vitamin D per hari,
meskipun beberapa orang mungkin membutuhkan lebih, tambahnya.
12. Koenzim Q10
Sebuah
penelitian menemukan bahwa koenzim Q10 atau ubikuinon (CoQ10) lebih
efektif mengurangi frekuensi migrain dibandingkan plasebo. Koenzim Q10
dipercaya mampu menenangkan neurotransmitter dan menstabilkan pembuluh
darah yang membesar selama migrain.
Namun harganya yang mahal (24
dollar AS atau Rp 222.840 untuk 200 mg kaplet selama dua bulan) membuat
koenzim Q10 kurang begitu banyak dipilih, kecuali jika Anda juga
mengonsumsinya demi menjaga kesehatan jantung.
13. Kafein
Pada
beberapa orang, kafein membantu mengurangi nyeri akibat migrain dengan
menyempitkan pembuluh darah, tetapi di lain pihak kafein juga bisa
memicu migrain. Jika kafein tak memicu migrain bagi Anda, Anda bisa
mencoba mengkombinasikan kafein dengan asetaminofen dan aspirin untuk
meredakan migrain.
Sedangkan produk seperti Excedrin Migrain atau
Bayer AM mengandung kombinasi pereda nyeri dan kafein. Namun
mengonsumsi produk ini lebih dari dua kali seminggu dapat mengakibatkan
sakit kepala akibat penggunaan obat secara berlebihan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar